Makna Tradisi Bekulo Adat Suku Rejang Kota Curup

0

Rejang Lebong, Globalnvesindonews.com- Tradisi Bekulo dalam adat Suku Rejang umumnya sering dijumpai pada pelaksanaan suci acara pernikahan.

Tradisi Bekulo adat Suku Rejang, akrab Juga diistilahkan dalam bahasa melayu dengan ‘Berasan’ yang dianalogikan sebagai proses musyawarah pernikahan dalam memikat janji suci antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Kelurahan Tempel Rejo Curup Selatan dalam ajang festival Lomba Bekulo dalam memeriahkan HUT Kota Curup yang ke-143 di Panggung Utama Lapangan Dwi Tunggal
Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Kelurahan Tempel Rejo Curup Selatan, dalam ajang festival Lomba Bekulo HUT Kota Curup yang ke-143, Jumat (19/05/2023)

Kemudian, acara dilakukan secara mufakat yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh agama, tokoh adat, BMA, masyarakat dan para tamu undangan lainnya.

Selanjunya, Tradisi Bekulo ini biasanya dilakukan untuk menentukan hari tanggal pernikahan.

Disamping itu tidak hanya berunding atau musyawarah, namun tradisi Bekulo ini juga bertujuan mempertemukan keluarga kedua calon mempelai.

Oleh karena itu, tradisi ini bagi masyarakat merupakan salah satu hal yang wajib dilaksanakan, karena jika tidak melaksanakannya maka masyarakat setempat akan dikenakan sangsi berupa teguran.

Ringkasnya, tradisi bekulo ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan sosial antara keluarga kedua belah pihak baik perempuan maupun pihak laki-laki.

Dalam proses pelaksanaan Bekulo suku Rejang ini, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan terlebih dahulu.

Diantaranya, Meletakan Uang, Pelamaran, dan menentukan Hari Acara Pernikahan.

Tidak hanya itu, biasanya para tokoh adat akan disediakan bahan pelengkap Mufakat yaitu, Bakul Sirih.

yang isinya berupa Tembakau, Sekapur Siri, dan Rokok. ini bertujuan sebagai bahan untuk memulai perundingan didalam tradisi adat suku Rejang.

Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Kelurahan Tempel Rejo Curup Selatan dalam ajang festival Lomba Bekulo dalam memeriahkan HUT Kota Curup yang ke-143 di Panggung Utama Lapangan Dwi Tunggal
Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Kelurahan Tempel Rejo Curup Selatan, Lomba Bekulo HUT Kota Curup yang ke-143

Meletakkan Uang

Melatakan uang, maksudnya memberikan tanda ikatan terhadap calon mempelai perempuan yang akan dilamar.

Proses ini mengandung arti sebagai bukti bahwa ucapan kedua bela pihak mengandung keseriusan dan kesepakatan untuk mewujudkan ikatan suci perkawinan diantara laki-laki dan perempuan.

Selain itu juga, meletakkan uang ini sebagai bukti tanda pemagaran bahwa laki-laki dan perempuan telah terikat, sehingga tidak ada orang lain yang menganggunya.

Bukan hanya itu saja, pihak laki-laki juga akan meninggalkan uang dan barang-barang serta emas melalui pelantara yang diberikan kepada calon mempelai perempuan yang akan dilamar.

Tentunya pada saat peletakan uang yang diberikan sesuai dengan permintaan calon mempelai perempuan.

Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Curup Utara dalam ajang festival Lomba Bekulo dalam memeriahkan HUT Kota Curup yang ke-143 di Panggung Utama Lapangan Dwi Tunggal, Jumat (19/05/2023)
Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Curup Utara ajang festival Lomba Bekulo HUT Kota Curup yang ke-143, Jumat (19/05/2023)

Pelamaran

Ada tiga tahap yang harus diperhatikan dalam Pelamaran yang dimaksud Yaitu : Semuluak asen, temotoa asen, dan Jemijei Asen.

Semuluak Asen tujuannya meyelidiki keadaan calon menantu dan menilai dari dekat budi bahasa serta kecakapan atau kerajinan si perempuan.

Tempat pelaksanaan temotoa asen selalu ditempat perempuan, sebab yang menotoa (menyusul) itu adalah pihak laki-laki.

Temotoa asen Artinya menyusul hasil mufakat pada saat semuluak asen. Tujuannya, mengambil keputusan mufakat jumlah uang hantaran yang lengkap dengan barang pada letak perasanan kedua mempelai sesudah kawin menurut adat.

Jemijey asen, yaitu upacara terakhir dari peminangan upacara jemijei asen. Artinya, menjadi atau membulatkan hasil mufakat.

Sebab, ketika jemijei asen semua pembicaraan mengenai uang hantaran dan barang-barang sesui dengan permintaan si perempuan tadi yang telah disepakati bersama dan telah disetujui oleh pihak keluarga.

Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Curup Utara dalam ajang festival Lomba Bekulo dalam memeriahkan HUT Kota Curup yang ke-143 di Panggung Utama Lapangan Dwi Tunggal, Jumat (19/05/2023)
Foto Tokoh Adat Rejang dan BMA Curup Utara Lomba Bekulo HUT Kota Curup yang ke-143 di Lapangan Dwi Tunggal, Jumat (19/05/2023)

Menentukan Tanggal Hari Acara Pernikahan

Setelah itu Menentukan hari acara, setelah pihak laki-laki menyampaikan maksud kedatangannya dan berakhir pada hasil mufakat, maka selanjutnya adalah menentukan hari dan tanggal akad nikah serta hari kerja.

Dimana maksud dari hari kerja disini masyarkat sekitar ikut membantu mempersiapkan apa saja yang diperlukan ketika akan melangsungkan pernikahan.

Dari makna tersebut dapat disimpulan pelaksanaan tradisi Bekulo salah satu kebanggan bagi keluarga yang mengadakan Tradisi Bekulo. Karna demikian semakin tinggi status sosial yang dimiliki seseoran maka acara yang dilaksanakan akan besar dan meriah.

Selain itu memperkuat hubungan kekeluargaan, serta dengan adanya pelaksanaan Bekulo ini bisa meningkatkan hubungan tali silahturahmi diantara keluarga laki-laki maupun dari keluarga perempuan.

Penulis : Syahril Inanda

Editor : RD

Copyright © 2023. Designed by GlobalInvesindoNews.com

Share.

Leave A Reply