Globalinews.comKementerian- Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan platform Rapor Pendidikan Indonesia beberapa bulan yang lalu. Platform ini berisikan data laporan hasil evaluasi pendidikan yang diisi oleh pemerintah daerah dan satuan pendidikan.
Wakil Bupati Pakpak Bharat Dr. H. Mutsyuhito Solin, M.Pd menyambut baik platform tersebut. Dia mengatakan platform tersebut untuk menelisik kekuatan dan kelemahan pendidikan di daerah dan mencari solusinya.
“Rapor pendidikan yang diumumkan Kemendikbudristek itu dapat digunakan dipakai untuk melihat kekuatan dan kelemahan pendidikan di daerah, sekaligus mencari solusi yang sesuai kebutuhan daerah,” kata Matsyuhito Solin dalam keterangannya yang diterima, Sabtu (26/11/2022).
Mutsyuhito menyebutkan rapor pendidikan bukan alat untuk mengevaluasi kinerja Pemda, Kepsek, dan guru, sebab akan terjadi aksi saling menyalahkan. Namun, Rapor Pendidikan ini menurutnya merupakan alat untuk mendiagnosa situasi pendidikan agar dapat memperbaikinya.
“Semua akan sibuk mencari pihak yang salah, yang harus bertanggung jawab, dan yang harus dihukum. Cara pandang seperti ini sudah terbukti gagal meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Alasan itu pula yang membuat Kemendikburistek mendesain rapor pendidikan sebagai alat diagnostik. Tujuannya untuk membantu Pemda, Kepsek dan guru merumuskan arah perbaikan pendidikan,” sebutnya.
Kemendikbudristek memang tengah genjar melakukan transformasi pendidikan di Indonesia. Platform Rapor Indonesia merupakan episode ke-19 dalam seri kebijakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem Makarim. Transformasi pendidikan sendiri memiliki 4 agenda prioritas, yakni pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, dan terakhir masa depan dunia kerja.
Sehingga mantan akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) ini pun menuturkan Rapor Pendidikan akan bermanfaat bagi dari jika menerapkan manajemen yang modern. Tanpa ada pengukuran, Pemda dan satuan pendidikan tidak akan bisa melakukan peningkatan.
Matsyuhito yang juga mantan Ketua Dewan Pendidikan Kota Medan 2 periode ini menjelaskan refleksi akan memberikan manfaat bagi daerah seperti Pakpak Bharat terutama dalam memfokuskan upaya peningkatan mutu pendidikan. Sebab kompetensi siswa yang perlu diperbaiki sudah sangat detail, yaitu literasi dan numerasi. Ukuran ini akan membantu Pemda dan satuan pendidikan untuk menentukan besaran perubahan yang akan dilakukan.
Di Kabupaten Pakpak Bharat, mereka kata Matsyuhito akan mewajibkan guru melakukan refleksi terkait pembelajaran secara berkala. Hasil refleksi tersebut akan dibahas bersama Kepsek untuk menentukan program sekolah.
“Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Pendidikan akan mewajibkan para guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang dilakukan guru secara periodik. Hasil refleksi dibahas bersama di dalam rapat bulanan yang dipimpin Kepsek untuk kemudian ditindaklanjuti sebagai program sekolah,” ujarnya.
“Sebagai ikutannya, refleksi dapat meningkatkan profesionalisme seorang guru. Semakin berkualitas seorang guru, maka semakin baik mutu lulusannya,” imbuhnya.
direfleksikan menurut Matsyuhito agar rapor pendidikan dapat dipahami:
1. Pertama, melihat kekuatan. Data-data yang disajikan rapor pendidikan sangat rinci, mulai hasil umum seperti capaian literasi dan numerasi sampai ke faktor-faktor yang mempengaruhi capaian tersebut.
Semakin rinci data yang dianalisis, maka akan terlihat bahwa data yang disajikan tidak semua tentang kelemahan, tetapi juga menyangkut kekuatan. Beberapa data menunjukkan komponen yang sudah baik di tingkat sekolah. Komponen-komponen yang sudah baik ini adalah modal. Pemda, kepsek, dan guru tinggal mempertahankan saja.
2. Kedua, memahami kelemahan. Rapor pendidikan secara eksplisit menyajikan data-data yang butuh perbaikan. Pemda, kepsek, dan guru perlu melihat data ini dengan kritis dan bijaksana. Kritis maksudnya pemda, kepsek, dan guru perlu mengkonfirmasi data yang disajikan sesuai kondisi daerah dan sekolah.
Penyesuaian konteks ini perlu dilakukan agar solusi yang dirumuskan benar-benar sesuai kebutuhan guru dan bisa dilakukan oleh daerah. Pemda, kepsek, dan guru tidak perlu takut karena data-data ini bukan mengevaluasi kinerja. Keterbukaan memaknai data-data ini akan memberikan keuntungan di masa depan. Semakin akurat data, semakin tepat pula solusi yang akan diberikan.
3. Ketiga, merumuskan solusi. Setelah melakukan refleksi soal kekuatan dan kelemahan, maka pemda, kepsek, dan guru dapat merencanakan dan melakukan perbaikan. Faktor-faktor kunci yang perlu perbaikan segera, menjadi prioritas program.
Sedangkan faktor-faktor yang sudah kuat tinggal dipertahankan. Hasil refleksi ini akan membantu pemda, kepsek, dan guru dalam menyusun program kerja yang efektif dan efisien. Termasuk dalam merencanakan kegiatan, mengalokasikan keuangan, dan mengelola sumber daya manusia.